Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Karena Yuigahamama Adalah Waifu Terbaik di Oregairu

Di antara karakter-karakter wanita yang hadir dalam Oregairu , mengapa saya memilih ibunya Yui Yuigahama, atau yang sering disebut Yuigahamama, sebagai waifu yang paling ideal? Tak ada yang begitu menarik perhatian kita selain konsep “waifu.” Konsep ini, sebagaimana Sigmund Freud mungkin akan menyebutnya, adalah manifestasi sublimasi dari dorongan eros yang direpresi oleh realitas pahit kehidupan sehari-hari. Kita mendambakan karakter-karakter ini bukan hanya karena wajah cantik atau sifat mereka yang menawan, tetapi juga karena mereka mengisi kekosongan di dalam hati dan jiwa kita yang tak pernah bisa kita utarakan. Menelanjangi Yuigahamama Mari kita dekonstruksi Yuigahamama dalam kacamata kejiwaan. Ibu Yui bukanlah sekadar figur orang tua; ia adalah arketipe ibu yang sempurna, penuh perhatian, lembut, dan dewasa. Di sini, kita melihat terwujudnya simbol “madonna complex,” sebuah kompleksitas keibuan yang memadukan pesona dan kenyamanan seorang ibu dengan day...

Karena Misteri Terbesar Hyouka Adalah Cinta

Hyouka tampaknya bukan kisah cinta, meski saya akan bahagia kalau misalnya Houtaro Oreki dan Eru Chitanda berakhir bersama. Adegan di episode terakhir bisa jadi petunjuk, membuat kita ingin melihat mereka bersama, tetapi kita hanya melihat mereka berdua berdiri dan saling tersenyum, meninggalkan akibatnya pada imajinasi kita. Hyouka adalah tentang memecahkan misteri, terutama misteri yang levelnya kesehariaan. Tak ada pembunuh yang perlu ditemukan, tak ada kejahatan yang perlu segera diungkap. Hyouka tak tertarik terjebak dalam teka-teki rumit atau keadaan sensasional yang sering dipakai dalam serial misteri konvensional. Baca juga: 15 Anime Adaptasi Novel Dalam mengeksplorasi "mengapa" dari misteri keseharian ini, Hyouka memberikan alasannya untuk menjelajahi karakternya, satu sisi tertentu pada suatu waktu. Kita melihat minat dan empati Oreki yang tumbuh pada orang lain, atau Fukube Satoshi yang ternyata menyimpan kecemburuan pada kemampuan analis Oreki. Kemud...

10 Film Terinspirasi Alice in Wonderland

Dongeng Alice in Wonderland karya Lewis Carroll menjadi satu karya fiksi yang dari narasi, struktur, karakter, dan imajinya sangat berpengaruh dalam budaya populer, terutama dalam genre fantasi. Selama lebih dari satu abad, ambiguitas dan kompleksitas cerita ini telah mengundang berbagai seniman, mulai dari sutradara film dan teater hingga penata mode, penari, fotografer, dan penulis lainnya, dalam menawarkan interpretasi mereka sendiri tentang kisah Caroll. Lihat: Alice di Negeri Ajaib dan Pop Culture Berikut beberapa film yang memakai metafora lubang kelinci dan penjelajahan berbagai dunia fantasi yang terinspirasi dari dongeng yang tercipta saat era Victoria itu. 1. The Red Balloon (1956) The Red Balloon adalah sebuah drama yang subtil dan penuh humor tentang kecerdikan seorang anak dan simbol yang melambangkan mimpi-mimpi sekaligus kekejaman mereka. Kedua cerita ini memadukan yang nyata dan yang tak disadari, dalam hal ini sebuah balon punya pikirannya sendiri, ...

Ngaleut Balik Bandung

Saat masih kecil dan ketika bermain bola, saya akrab dengan istilah "Balik Bandung", yang berarti tendangan salto. Tendangan paling keren. Dalam sepak bola modern, teknik menendang bola dengan menjungkirbalikkan badan ini ada dalam beberapa istilah, bisa salto, bicycle kick , over head kick  atau  scissor kick . Istilah Balik Bandung ini tentu saja ada hubungannya dengan Persib Bandung. Konon, istilah ini populer ketika pemain Persib era 1960-an, Max Timisela, yang sering melakukan teknik menendang ini. Dalam ngaleut kali ini, selain mengacu ke istilah tersebut, "Balik Bandung" juga mempunyai arti sebagai kilas balik persepakbolaan di Bandung, jauh ke belakang dari era kolonial. Titik yang kami datangi berawal dari Stadion Sidolig dan berakhir di Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage.