Jika ada satu monumen dalam pantheon kuliner modern Indonesia yang mampu menyatukan presiden dan pelajar, konglomerat dan seniman, itu bukanlah rendang yang rumit atau soto yang filosofis, melainkan sebuah artefak industri yang elegan dalam kesederhanaannya: Indomie. Namun, janganlah terkecoh oleh kemasannya yang polos dan harganya yang demokratis. Seperti manuskrip abad pertengahan yang menunggu untuk ditafsirkan, sebungkus Indomie menyimpan kosmos makna, kontradiksi, dan kenikmatan yang hanya dapat diurai oleh seorang ars magna sapienti —seorang ahli dalam seni kebijaksanaan besar. Teorema Kenikmatan Orang Lain Mari kita mulai dengan paradoks pertama, yang saya sebut "Teorema Kenikmatan Orang Lain" ( Delectatio per Alium ) . Adalah sebuah aksioma, yang dapat dibuktikan melalui eksperimen empiris maupun refleksi fenomenologis, bahwa semangkuk Indomie yang dimasak oleh tangan orang lain, entah itu ibu, rekan kos, atau penjual warung, selalu lebih nikmat daripad...
Jurnal seorang otaku berbagi seputar pop culture, psikologi dan tekno.